Black Hawk Down
Posted on Rabu, 13 April 2011
|
No Comments
Black Hawk Down sendiri merupakan film layar lebar ke-11 yang disutradarai oleh Ridley Scott tahun 2001. Karena penggarapannya yang serius pada film ini sehingga mengantarkan Black Hawk Down ke pentas Oscar 2002 dengan mengantungi 4 nominasi. Dari 4 nominasi yang didapatkan, ia berhasil membawa pulang dua piala Oscar, yaitu menang kategori Best Editing dan Best Sound. Dua kategori gagal dimenangkan, yaitu Best Cinematography dan yang paling diinginkan oleh semua sutradara, Best Director. Sebagai informasi, di tahun 2001 itu juga, Ridley mengeluarkan karyanya yang lain, Hannibal yang dibintangi Anthony Hopkins dan Julianne Moore. Sayangnya tak seperti Black Hawk Down, film yang cukup dipuji kritikus itu tak mengantungi satu pun nominasi.
Kembali ke Black Hawk Down, film yang dibuat berdasarkan kejadian nyata ini dibukukan oleh seorang penulis bernama Mark Bowden dengan judul Black Hawk Down: A Story of Modern War. Buku ini menggambarkan sengitnya pertempuran Mogadishu di mana sekelompok pasukan Amerika Serikat melakukan penyerbuan untuk menangkap penguasa Somalia, Mohamed Farrah Aidid.
Dengan sandi operasi berjuluk Irene, Jenderal Garrison (Sam Shepard) mengetuai serangan yang dilakukan oleh pasukan Delta, Ranger dan Resimen Operasi Khusus ke-160 dengan misi menangkap para kaki tangan dan bawahan penting dalam pemerintahan Farrah Aidid. Serangan ini dipusatkan pada pasar Bakara, tempat yang dicurigai berkumpulnya orang-orang penting di bawah Aidid. Jenderal Garrison memperkirakan bahwa misi ini akan berlangsung tidak lebih dari setengah jam dengan membawa hasil yang diinginkan. Pasukan Ranger yang dipimpin oleh Sersan Matt Eversmann (Josh Hartnett) diberi tugas untuk menyelesaikan misi ini dan diberi pesan agar jangan seorang pun dari pasukan yang ditinggalkan di medan pertempuran.
Namun misi tak berjalan dengan mulus dan melenceng dari perkiraan semula. Semuanya diawali oleh jatuhnya Pratu Todd Blackburn (Orlando Bloom) sewaktu akan melakukan penurunan dari helikopter. Serangan dengan persenjataan berat oleh para milisi Somalia kepada mereka semakin mempersulit misi tersebut. Korban dari pihak militer Amerika Serikat dan milisi mulai berjatuhan. Semuanya semakin diperparah dengan jatuhnya helikopter pemberi bantuan udara yaitu Black Hawk setelah dihantam dengan tembakan peluru roket dari pasukan milisi. Situasi pun semakin memanas dan runyam setelah satu helikopter kembali jatuh. Misi yang semula diperkirakan berlangsung cepat dan singkat seketika berubah menjadi mimpi buruk yang tak bisa dibayangkan.
Namun sesuai pesan yang diberikan pada mereka bahwa tak boleh ada yang ditinggalkan, mereka pun menuju ke lokasi jatuhnya kedua helikopter untuk mengevakuasi pilot dan awak yang ada di dalamnya. Dua orang penembak jitu dari pasukan Delta, Randy Shughart dan Gary Gordon akhirnya gugur dalam tugas setelah berusaha menyelamatkan salah seorang pilot yang selamat. Keduanya dianugerahi Medali Kehormatan Anumerta. Sementara itu para prajurit yang memiliki sifat yang berbeda-beda harus bahu-membahu menyelamatkan rekan mereka yang terjebak dalam pertempuran yang berlangsung sepanjang malam.
Di Balik Produksi Black Hawk Down
Film yang meraih pendapatan sebesar US$108 juta dolar lebih ini pada awalnya merupakan gagasan sutradara Simon West yang menyarankan produser Jerry Bruckheimer untuk membeli hak cipta buku Black Hawk Down: A Story of Modern War buah karya Mark Bowden dan mengijinkan West untuk menyutradarai jika filmnya dibuat. Namun akhirnya West beralih ke proyek lain di mana dia lebih tertarik menyutradarai film yang diadapsi dari sebuah video game terkenal. Judul film itu adalah Lara Croft: Tomb Raider (2001). Film pun kemudian diserahkan penanganannya pada Ridley Scott.
Agar tampak terlihat nyata, para aktor pun diberikan pelatihan militer yang sebenarnya untuk menghayati peran yang mereka mainkan. Para aktor yang berperan sebagai anggota pasukan Delta pun diberikan pelatihan selama dua minggu, khususnya para aktor yang berperan sebagai pilot. Sebagai informasi bahwa pelatihan pilot ini diarahkan oleh Mike Durant yang asli sendiri di mana dia memang pernah ditawan selama beberapa hari oleh milisi Somalia dan akhirnya dibebaskan. Film pun mengambil lokasi syuting bukan di Somalia, tapi di Rabat dan Sale, Maroko. Tak satu pun aktor atau orang Somalia yang terlibat dalam pembuatan film ini.
Film Black Hawk Down sendiri ditaburi oleh banyak bintang besar yang berperan sebagai tentara Amerika Serikat. Namun mereka sendiri berasal dari berbagai negara di belahan dunia: Ewan McGregor sebagai John Grimes berasal dari Skotlandia, Eric Bana sebagai Sersan Hoot berasal dari Austria, Jason Issacs yang kita kenal lewat perannya sebagai Lucius Malfoy di franchise Harry Potter dan si peri Orlando Bloom di trilogi Lord of the Rings berasal dari Inggris, Kim Coates dari Kanada, dan masih banyak lagi yang lainnya yang mungkin kalian kenal dalam film ini. Bagi penggemar serial Prison Break, di sini ada William Fichtner (sebagai agen Alexander Mahone di serial tersebut) yang ikut ambil bagian dalam film ini.
Battle of Mogadishu
Pertempuran Mogadishu (Battle of Mogadishu) merupakan bagian dari Operation Gothic Serpent yang berlangsung pada tanggal 3 dan 4 Oktober 1993 di Mogadishu, Somalia, antara pasukan Amerika Serikat yang dibantu oleh UNOSOM II dan pasukan milisi Somalia yang setia pada penguasa Mohamed Farrah Aidid yang mendapat dukungan dari pejuang rakyat sipil bersenjata. Di bawah arahan Jenderal William F. Garrison, operasi ini dilakukan untuk menagkpa para pemimpin suku Habr Gid yang diketuai oleh Mohamed Farrah Aidid sendiri. Pasukan tersebut terdiri dari 19 pesawat udara, 12 kendaraan darat, termasuk beberapa jip Humvee, dan 160 prajurit.
Selama operasi tersebut, helikopter Black Hawk Down jatuh tertembak. Tiga helikopter lainnya rusak parah. Beberapa prajurit yang terluka yang mampu dievakuasi dibawa ke pangkalan militer, namun yang lainnya terjebak di daerah lokasi helikopter jatuh. Pertempuran sengit dengan milisi setempat berlangsung sepanjang malam.
Keesokan paginya, pasukan gabungan dikirim untuk membantu para prajurit yang terjebak. Pasukan gabungan tersebut terdiri dari pasukan Pakistan, Malaysia dan Divisi Mountain ke-10 Amerika Serikat. Mereka mengerahkan 100 kendaraan darat, termasuk tank M60 milik militer Pakistan dan kendaraan pengangkut lapis baja Condor milik militer Malaysia, serta beberapa dukungan udara.
Angka korban tewas dari pihak Somalia tak diketahui secara pasti, namun diperkirakan beberapa ratus sampai lebih dari seribu milisi dan penyerang tewas, dengan jumlah korban terluka adalah 3.000 sampai 4.000 orang. Komite Palang Merah Internasional memperkirakan 200 milisi Somalia tewas dan beberapa ratus orang terluka dalam pertempuran sengit tersebut. Buku Black Hawk Down: A Story of Modern War memperkirakan 700 orang milisi tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka, namun Somali National Alliance mengumumkan bahwa hanya 133 orang tewas dalam pertempuran itu. Menurut koran Washington Post, 312 orang tewas dan 814 orang terluka. Pada awalnya, Pentagon melaporkan 5 tentara Amerika Serikat tewas, namun akhirnya menjadi 18 orang tewas dan 73 orang terluka. Di pihak pasukan PBB, satu orang tentara Malaysia tewas, tujuh tentara Malaysia dan dua tentara Pakistan terluka. Di waktu itu, pertempuran ini menjadi pertempuran paling berdarah yang melibatkan pasukan militer Amerika Serikat setelah perang Vietnam setelah akhirnya berpindah pada Second Battle of Fallujah di Irak tahun 2004.
Pada tanggal 2 Agustus 1996, penguasa Mohamed Farrah Aidid tewas di Mogadishu. Di hari berikutnya, Jenderal Garrison pensiun.
Kontroversi Seputar Black Hawk Down
Begitu Black Hawk Down dirilis, Somali Justice Advocay Center di California mengecam bahwa apa yang ada dalam film tersebut adalah brutal dan secara tidak manusiawi menggambarkan diri masyarakat Somalia. Mereka menyerukan untuk memboikot film ini. Dalam sebuah wawancara radio, seorang aktor dalam film ini, Brendan Sexton mengatakan bahwa film ini sangat berbeda sekali dari yang diceritakan dalam naskah aslinya. Menurutnya, banyaknya adegan yang ada menimbulkan pertanyaan yang sulit terjawab oleh militer Amerika Serikat sehubungan dengan realita mengenai kekerasan perang, apa tujuan mereka yang sebenarnya di Somalia, dan lain sebagainya, yang tidak ditampilkan di film ini.
Sexton kemudian menulis sebuah artikel di tahun 2002 di mana dia berpendapat bahwa film Black Hawk Down gagal memberikan penjelasan di balik perlawanan masyarakat Somalia terhadap kehadiran militer Amerika Serikat di negara mereka. Tulisnya: “Masyarakat Somalia seolah-olah digambarkan tidak tahu akan apa yang terjadi. Mereka hanya terlihat berusaha membunuh orang Amerika – sama seperti penjahat lainnya – akan melakukan apa saja untuk menggigit tangan yang memberi mereka makan. Tapi masyarakat Somalia bukanlah orang-orang yang bodoh. Bahkan banyak dari mereka yang geram karena kehadiran militer Amerika mendukung rezim Barre yang korup.
Dalam ulasannya di New York Times, kritikus film Elvis Mitchell mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap “kurangnya karakterisasi” yang ada dalam film dan menambahkan bahwa film ini “nyaris berbau unsur rasisme”.
Kritik juga dilayangkan pada para aktor Afro-Amerika yang dipilih untuk memerankan orang Somalia di mana dalam film ini tak sedikit pun memperlihatkan bagian yang unik dari orang Somalia. Begitu juga dengan pengucapan bahasa yang sedikit pun tidak menyerupai khas orang Somalia. Mereka gagal menangkap dialek, kebiasaan dan semangat hidup orang Somalia sebenarnya.
Tak lama setelah Black Hawk Down dirilis, penulis Mark Bowden, yang juga menulis skenario film ini mengatakan pada surat kabar bahwa karakter yang dimainkan oleh Ewan McGregor didasarkan pada Ranger John Stebbins, “Namun pejabat di Pentagon meminta namanya diubah dalam upaya menjaga rasa malunya karena kasus sodomi dan pemerkosaan terhadap putrinya yang berumur 6 tahun. Alih-alih, nama ini diubah menjadi John Grimes dengan “alasan kreatif”.
Pejabat militer Malaysia yang pasukannya terlibat dalam Battle of Mogadishu melayangkan keluhan tentang keakurasian film ini. Brigadir Jenderal Purnawirawan Abdul Latif-Ahmed, yang pada saat itu mengetuai pasukan Malaysia di Mogadishu, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa penonton di Malaysia akan mendapatkan kesan bahwa pertempuran sesungguhnya dilakukan sendiri oleh Amerika, sementara pasukan Malaysia adalah “supir bus yang datang untuk mengangkut mereka”.
Jenderal Perves Musharraf, yang kemudian hari menjadi Presiden Pakistan setelah kudeta, juga menuduh para pembuat film ini tidak menghargai kerja baik yang dilakukan oleh tentara Pakistan. Dalam biografinya berjudul In the Line of Fire: A Memoir, dia menuliskan: “Kinerja luar biasa pasukan Pakistan di saat situasi buruk itu sangat dihargai dan dikenal oleh PBB. Sayangnya, film Black Hawk Down mengabaikan peran penting Pakistan di Battle of Mogadishu. Saat pasukan Amerika Serikat terjebat di wilayah pemukiman yang padat di kawasan Madina Bazaar di Mogadishu, Resimen Angkatan Darat Garis depan Ketujuh Pakistan-lah yang membantu membebaskan mereka. Keberanian pasukan Pakistan mestinya juga diberi penghargaan yang pantas, namun di film ini seolah insiden hanya melibatkan tentara Amerika saja.”
iMDB Rating: 7.7/10
Sutradara: Ridley Scott
Pemain: Josh Hartnett, Ewan McGregor, Tom Sizemore, Eric Bana, Jason Isaacs, William Fichtner
Batas Usia: Untuk dewasa adegan kekerasan dan kesadisan perang, serta bahasa kasar.
Link Subtitle: BRRip-GreatMagician
Link Film: Mediafire
Sutradara: Ridley Scott
Pemain: Josh Hartnett, Ewan McGregor, Tom Sizemore, Eric Bana, Jason Isaacs, William Fichtner
Batas Usia: Untuk dewasa adegan kekerasan dan kesadisan perang, serta bahasa kasar.
Link Subtitle: BRRip-GreatMagician
Link Film: Mediafire